Container Icon

DEFINISI TEKNOLOGI KERJA


Setiap individu, setiap perusahaan baik yang skala kecil maupun skala besar tidak akan pernah luput dari factor yang bernama teknologi. Manusia saat ini begitu dimudahkan dengan yang namanya teknologi tapi juga bisa tersesatkan oleh yang namanya teknologi. Ironi dari teknologi pada saat ini memang menjadi kasat mata. Kita bisa melihat bagaimana mol yang berlantai tiga pasti menyediakan escalator yang akan memanjakan pengunjung agar tidak mengeluarkan keringat dan rasa lelah. Di satu sisi ini sangat menyenangkan tapi di sisi lain tubuh manusia menjadi kurang bergerak sehingga para pakar kesehatan menyediakan alat untuk membuat manusia bergerak dan berjalan dengan alat yang bernama threadmill.
Pada kasus komputer, kini setiap orang tidak lagi perlu risau dengan tulisan yang kurang baik karena di computer semua tulisan memiliki standar yang sama. Di sisi lain, hal ini menyadarkan kita betapa hari ini orang-orang sudah kehilangan seni menulis indah, atau menulis dengan tangan. Kini setiap orang disibukkan dengan tombol-tombol yang membuat orang menjadi kehilangan kemampuan motorik halusnya padahal hal tersebut jelas dibutuhkan untuk keseimbangan tubuh.
Berdasarkan penjelasan di atas Djoyohadikusumo (1994, 222) mendefinisikan teknologi berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sosiolog Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
Tubuh manusia pada setiap organnya pasti memiliki fungsi-fungsi tertentu yang menunjang satu sama lain atau sistemik. Jika salah satu organ rusak atau tidak berjalan sebagaimana mestinya maka dapat dipastikan kinerja tubuh manusia secara keseluruhan tidak dapat maksimal. Sehingga sekelompok orang atau badan usaha yang memiliki tujuan tertentu menyebutnya dengan istilah organisasi. Untuk menjalankan itu semua supaya bisa bergerak dan mencapai sasaran maka dipastikan akan memilih dan menentukan kinerja tertentu. Relevan dengan hal di atas Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) menjelaskan “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Adapun Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawansesuai dengan perannya dalam perusahaan”.
Jadi teknologi kinerja dalam pemahaman saya adalah alat atau prosedur yang harus dilakukan oleh para karyawan dengan standar tertentu sebagai prasyarat untuk mencapai kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang ditugaskan. Adapun definisi lain “teknologi kinerja adalah sekumpulan metode dan proses untuk menyelesaikan masalah atau memberdayakan kesempatan yang berhubungan dengan kinerja seseorang. Ini dapat digunakan pada individu, kelompok kecil, atau organisasi besar ( National Society Of Performance And Instruction Citied In Rosenberg, 1990, p.46). Adapun Harless (dikutip daari Geis,1986, hal. 1), “Teknologi kinerja manusia adalah sebuah proses seleksi, analisa, rancangan, pengembangan, penerapan, dan pengujian program-program berdasar pada yang paling efektif berpengaruh terhadap prilaku manusia dan prestasi-prestasinya.”
Ciri-ciri Teknologi Kinerja
Ketika kita tidak bisa melepaskan diri kompetisi, maka pengembangan kompetensi individu adalah salah satu target yang harus terus dibenahi, dilatih, dan ditingkatkan sampai ambang batas maksimal. Hal ini menjadi penting karena pada era modern seperti saat ini jika sebuah organisasi stagnan dan tidak melakukan inovasi apapun dalam jangka waktu tertentu maka bisa dipastikan organisasi itu akan tertinggal.
Permasalahan-permasalahan yang muncul saat ini semakin hari semakin rumit dan harus dipecahkan dalam penanganan yang intensif dan terukur. Jika sebuah organisasi itu bisa menjawab semua persoalan-persoalan yang muncul maka tingkat kenyamanan dan motivasi kerja akan meningkat. Hal ini berarti orang/organasisasi yang ada telah memahami dengan baik bagaimana memberdayakan manusia/karyawan/organisasi dengan baik dan menguasai teknologi kinerja dengan benar.
Pada makalah the Population Leadership Program (P: 1,2) disebutkan bahwa ciri-ciri teknologi kinerja adalah sebagai berikut:
• Sistematik, Ini adalah standar yang harus dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesenjangan kinerja, melakukan observasi dengan karakteristik yang terukur, interpensi yang tepat, dan mengaplikasikan perilaku control yang baik.
• Sistemik. Tanpa sebuah evaluasi dari semua sisi sebuah system ini akan mengakibatkan kegagalan sehingga aspek-aspek atau variable yang mempengaruhinya harus dianalisis sampai benar-benar siap untuk diimplementasikan.
• Berdasarkan pada teori ilmiah dan bukti empirik. Ketika kemungkinan itu ada untuk mencapai keinginan dari kinerja manusia melalui cara-cara yang sudah melalaui tahapan-tahapan ilmiah.
• Terbuka untuk semua cara, metode, dan media. tidak dibatasi oleh seperangkat sumber daya tertentu atau teknologi yang harus diterapkan, karena di sisi lain selalu dilakukan mencari cara yang paling efektif dan efisien untuk memperoleh hasil dengan cara yang paling hemat biaya secara terus-menerus.
• Fokus pada prestasi kinerja manusia dan sistem nilai. Selalu mencari hasil bottom-line dimana kinerja dianggap layak oleh kedua pelaku dan organisasi di mana dia beraktivitas.
Tujuan Kinerja
Sebuah perusahaan atau institusi pendidikan pasti menginginkan semua staf dan karyawan memiliki kemampuan yang mumpuni dan bisa menjadi citra perusahaan dalam percaturan bisnis atau kepentingan lainnya. Untuk itu diperlukan upaya sistematis untuk menganalisa sejauh mana kelebihan-kelebihan yang sudah dimiliki oleh institusi tersebut dan sejauh mana hal-hal yang bisa ditingkatkan lagi. Tujuan dari teknologi kinerja seperti yang tercantum dalam web http://www.humanperformancetechnology.org menjelaskan bahwa ada 7 aspek yang menjadi target penelitian, diantaranya:
1. Masalah organisasi dan solusinya
2. Lingkungan fisik
3. Peralatan
4. Motivasi
5. Kemampuan dan pengetahuan
6. Kemampuan inheren
7. Proses

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar